My Music
Wednesday, December 24, 2014
Aku dan Mentari.
Tuesday, December 23, 2014
Aku Ini BODOH!!! :'(
Tuhan..
Hari ini aku mendapat tamparan.
Tamparan yang sangat keras.
Keras sekali.
Sampai aku tak dapat menahan sakitnya.
Tahukah Engkau Tuhan?
Saat ini aku tak dapat lagi berfikir.
Aku tak dapat lagi berkata.
Sampai aku tak mau lagi melihat Alam diluar.
Tamparan ini sakit.
Sakit ini malu.
Malu ini membuat aku terus ingin mengurung diri.
Tuhan..
Apa ini jawaban atas Doaku?
Apa ini balasan atas semua permintaanku?
Apa ini karma untukku?
Atau ini memang jalan hidupku?
Jika memang ini jawaban atas doaku, Aku bersyukur Engkau telah mengutus perantara yang baik dalam bicara.
Jika memang ini balasan dari permintaanku, aku pun bersyukur Engkau telah mengutus perantara yang baik-baik pula dalam perilaku.
Dan Jika memang ini Karma untukku, Cukupkanlah, karna aku akan menyerah saat ini juga.
Oh atau memang ini jalan hidupku? Jika benar aku memohon, tolong rubahlah jalan hidupku selayaknya indah dari SisiMu Tuhan. Aku pun tak dapat menahan jalan hidup yang seperti ini :'(
Tuhan, seseorang yang Kau beri untuk membuat aku semangat.
Seseorang Kau beri untuk membuat aku tertawa.
Seseorang yang Kau beri untuk membuat aku merasa ada.
Ternyata dia tak seindah pantai biru yang anginnya semilir menghasilkan sejuk, Justru dia tertunjuk sebagai Mawar yang merah dengan duri yang sangat banyak.
Kenapa Tuhan?
Kenapa kesenangan ini kau ambil dengan sangat cepat?
Kenapa sejuk ini kau polusikan?
Kenapa Tuhaaannn..... :'(
Oke..saat ini aku baru menyadari.
Akhir-akhir ini aku sering berdoa supaya menunjukkan dia itu apa, seperti apa dan bagaimana..
Dan taraaa ~~ terjawablah semua!
Aku bersyukur Kau dengan cepatnya mengabulkan doaku.
Dengan cepatnya Kau menunjukkan betapa buruknya dia untukku.
Dan dengan cepatnya Kau mengungkap apa yang selama ini tak terungkap.
Amazing!!!!
Speechless!!!!
Saat ini hanya satu dalam fikiranku
"Aku ini BODOH"
Bodoh kenapa sampai jatuh kedalam lubang yg sama.
Jatuh sampai sedalam-dalamnya lubang hitam.
Jatuh sampai tak lagi punya akal sehat.
Aku ini Bodohhhh :'(
Asingkan aku Tuhan :'(
Saat ini pun aku malu bertemu orang diluar.
Malu bertemu Keluarga.
Malu bertemu teman-teman semua.
Malu melihat Diriku yg bodoh inii..
Aaaarrghhhhh :'(:'(:'(
Sunday, December 14, 2014
Siapa Laki Laki Itu?
Siapa Laki Laki Itu
Apa kabarmu disana nak?
Dikota yang berjarak dua jam perjalanan dari sini, apa kau masih mengingat orang tua renta ini? Yang setiap saat tak henti mendoakan segala yang terbaik untukmu.
Ah.. ayah ingat ketika siang itu, sebelum
berangkat kekota, dengan wajah malu-malu kau bercerita tentang niat seorang laki-laki untuk meminangmu.
Kau tahu nak, sudah lama ayah
bersiap untuk menanti kabar ini, kabar tentang seorang yang akan membawamu pergi jauh dari ayah.
Kabar tentang laki-laki yang meminta
pengalihan tanggung jawab dari ayah.. sungguh sudah lama ayah mempersiapkan diri. Tapi tetap saja siang itu ayah terkejut, meski mungkin tidak begitu terlihat diwajah ayah.
Siapa dia nak?
Siapa laki-laki yang berani memintamu dari ayah?
Bawa dia kesini... biar ayah lihat dulu, seberapa mampu dia meyakinkan ayah bahwa dia akan memperlakukan dan menjagamu tidak kurang dari ayah.
Bawa dia kesini nak... biar ayah nilai
dulu, seberapa tulus dia menyayangi dan
membimbingmu tidak kurang dari ayah. Ayo bawa dia kesini... biar ayah pertimbangkan dulu, seberapa baik agamanya, seberapa besar tanggung jawabnya, dan seberapa sabar dia menghadapi putri kecil ayah.
Nak, ayah tahu siang itu akan datang, siang yang mengharuskan ayah untuk menyadari bahwa putri kecil ayah akan segera menggenapkan setengah agamanya, dengan bakti pada dia yang belum ayah kenali.
Padahal dimata ayah, kamu masih gadis kecil yang beberapa waktu lalu merengek minta dibelikan benang untuk layangan, sebab teman-teman seusiamu yang rata-rata laki-laki sudah punya benang yang panjang untuk layangan mereka.
Rasanya kamu masih gadis kecil ayah yang
mengadu dengan mata berkaca-kaca bahwa benang layangannya telah kusut, yang terkantuk-kantuk menunggui ayah
memperbaikinya agar bisa bermain lagi esok paginya.
Yang dulu melempar sepatunya kelaut
sebagai alasan meminta ayah mengizinkanmu bermain air.
Yang dulu membongkar tas ayah, mencari receh untuk celengan ayammu diatas lemari.
Dan kemarin, ketika dengan izin ayah, kau pergi berkenalan dengan keluarga besarnya.
Kembali ayah harus segera menyadari bahwa binar yang kau bawa pulang itu tidak biasa, binar yang belum pernah ayah lihat ketika dengan antusias
kau bercerita.
Sebenarnya nak, ayah cemburu.
ayah mencemburui dia yang tiba-tiba datang tapi sudah mampu menghadirkan getar-getar rasa yang terlihat dirona wajahmu.
Tapi percayalah nak, kecemburuan itu segera ayah tepis, ayah usir dengan keyakinan bahwa posisi ayah dan posisinya itu tidak disatu tempat.
Bahwa warna cinta untuk ayah tidak sama
dengan warna cinta untuknya.
Ayah tidak salah, bukan?
Sedikit pesan ayah...
Setelah nanti kau ayah serahkan dengan disaksikan oleh para malaikat.
Jadilah pendamping yang patuh nak,
Yang senantiasa bersyukur dan berterimakasih,
Yang menjaga diri dan hartanya,
Yang tidak mudah menuduh dan menyakiti hatinya,
Yang menyimpan rahasia dan menutupi aibnya.
Sebab, tidak mudah untuk menjadi seorang suami,
Tidak mudah untuk menjadi orang yang bertanggung jawab penuh terhadap orang lain, yang harus menjaga dirinya dan ahlinya dari api neraka.
Jadi sekali lagi nak...
Jangan bebani dia, tapi bantulah dia sesuai peran yang kau punya :')
#LetteroOfFather #ForHisDaughter #LoveYouFather #AllahBlessYou #Everytime #EveryWhere #YoureEverything
Message mustbe Posted!
Senakal-nakalnya lelaki pasti menginginkan istri yang baik dan ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. Begitupun sebaliknya, Senakal-nakal...
-
With december comes the glimmer on her face And I get a bit nervous I get a bit nervous now In the twelve months on I won’t make friends ...
-
AKU INGIN MENIKAH DENGAN SEDERHANA 😳 Aku ingin menikah dengan sederhana, Bukan berlangsung di gedung mewah lalu di iringi gamelan, atau p...
-
Diam-diam aku menggigit bibir bawahku. Dan pelan - pelan menutup mataku. Aku mencoba untuk menyembunyikan debaran perasaan yang mengisi t...